Postingan

Membunuh Kenangan

MEMBUNUH KENANGAN (Safa Riyah) Ngak terbayang ya saat melihat seseorang yang dulunya begitu kita sayang Yang keadaannya selalu kita perhatikan Yang kabarnya selalu kita pastikan dalam keadaan baik-baik saja Berubah menjadi seseorang yang paling pantang untuk diingat dalam ingatan Bahkan disebut namanya saja jangan sampai terdengar ditelinga Padahal dulu ia masuk dalam barisan nama yang harus dijaga dalam doa Sekarang setiap hal yang berhubungan tentangnya harus dimatikan begitu saja Dan sangat terasa aneh saat kita terbiasa dengan apapun bersamanya,  tetapi harus dipaksa rela bahkan melupa. Seandainya aku dapat mengubah keadaan ingin sekali rasanya aku  mengembalikan semua keadaan yang telah berubah Dan aku senang melihatmu tertawa merayakan bahagia-bahagia seolah   tidak pernah ada luka,  tapi tak apa melihatmu  bahagia sudah cukup membuatku merasa lega. Tapi sekarang tampakanya aku harus perlahan merelakan  kenangan-kenangan kita yang mati satu

Perihal Sepi Dan Kerinduan

Perihal Sepi Dan Kerinduan (Safa Riyah) Malam ini hujan datang, selepas meyambut sang rembulan yang enggan memacarkan sinarnya. Bicara mengenai hujan sama halnya seperti mengusik akan kerinduan. Tentang rindu yang kian gaduh dalam kenangan, tentang rindu yang ngak tau arah untuk berlabuh. Disaat aku sedang merindu, aku takut jika rindu ini tak sampai kehatimu. Dan bagaimana tentang senja? Bukankah senja waktu yang tepat untuk melukiskan rindu? Tak sama dengan hujan, senja menyajikan sedemikian makna diatas kanvas langit yang berwarna jingga. Tentang senja, yang hanya bisa dinikmati oleh mata yang senantiasa ikhlas menantinya. Sejak langit senja tak pernah lagi terlihat sama, Akulah jiwa yang paling merana yang rela menanti senja dengan hebatnya. Cukup aku yang lahir dari sepi dalam rinai hujan dimalam ini. Mengapa merindu menjadikan sepi bertambah lara? Aku adalah jiwa yang hadir karena tutur kata sederhanamu, Aku adalah khayalan yang lahir atas pikat pes

Bahagia Yang Hilang

Bahagia Yang Hilang (Safa Riyah) Serasa baru kemarin bahagia ada dalam gengamanku, tapi kini hanya luka yang membalut seluruh jiwaku . Setelah sekian banyaknya luka yang telah aku lewati, aku baru menyadari   ternyata aku sudah lama tenggelam dalam hamparan luka. Ingin aku mengengam kembali bahagia yang telah lama hilang dari gengamanku, tapi akankah aku bisa bangkit kembali setelah sekujur perasaan dan hatiku remuk begitu saja. Akankah aku bisa menemukan kembali kebahagiaan seperti kemarin. Aku telah gagal pertahankan kebahagiaan yang dulu pernah ku gengam, tapi aku tak pernah menyalahkan takdirku karena takdir tak pernah salah dalam merancang skenario. Perlahan aku mulai ikhlas bahagiaku berganti dengan kepedihan, karena pada dasarnya bahagia itu tak selamanya berperan dalam skenario takdir.     Pengangum Senja

Segenggam Luka dan Kerinduan

Segenggam Luka dan Kerinduan (Safa Riyah) Tentang kamu yang masih tersimpan rapi dalam kenangan, Ingatanku tentangmu sungguh aku rawat dengan sangat baik, mengemas tiap garis kisah dalam kotak kecil yang aku beri nama kenangan. Masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu, perihal aku yang masih senantiasa menyimpan rindu.  Tentang aku yang masih mendekap hebat pada kisah cinta yang tidak berarah. Dan ribuan gelisah yang  tersematkan dalam ruang hatiku yang  sampai saat ini tak mampu aku terjemahkan. Aku sempat mencintaimu dengan sangat berani sampai aku lupa berdamai dengan diriku sendiri. Sebelum luka dihati mulai meradang aku lebih memilih bijaksana dalam menanggapi bahwa aku gagal dalam menafsirkan rasa dan akhirnya ku memilih mundur, bukan berarti aku kalah, dan bukan berarti aku lemah.  Hanya saja aku mengerti bahwa seperti berjalan diatas pecahan kaca, setiap langkah pasti  akan menuai luka. Pikiranku sedang kacau,  sedangkan dia memilih diam,

Mengusir Kerinduan

Mengusir Kerinduan (safa riyah) Dikala senja aku termangu menatap langit yang begitu jingga... kisah kita bagaikan peran yang disutradarai oleh kenangan yang diperankan oleh segala angan yang berhias menjadi kesunyian... ada seribu dugaan yang belum terjawab, mengapa aku selalu bimbang menentukan arah jalan hatiku... kau tak akan mengerti bagaimana aku berusaha mengusir kesepian dihatiku dan kau ngak akan mengerti atas segala luka yang telah lama kusimpan rapi di lubuk hatiku... kini aku hanya bisa melihatmu diantara bintang yang gemerlap di malam hari... aku masih teringat wajahmu di dalam terang saat aku tidur dan bermimpi... kehilangan mu adalah luka yang belum tuntas aku sembuhkan... kau memilih bungkam, sikapmu sedingin pagi yang menghentikan kehangatan... kini aku telah siuman dari lamunan panjang, dan tanpa ku sadari aku terlalu mendewakanmu dihatiku, sehingga aku tidak menyadarinya hatiku telah lama kau goreskan ... dan

Melangkah Pergi

Melangkah Pergi (safa riyah) kau adalah baris puisi yang tersusun dengan rapi dalam relungan jiwaku... kehadiranmu bagaikan embun yang membawa kesejukan disetiap helaian tubuhku... namun perlahan-lahan kau mulai menghilang, dan kau tak lagi berperan sebagai embun... dan akhirnya, aku menyadari peranku dihatimu hanya sebagai pengisi waktu luangmu... perlahan kakiku melangkah mundur dengan membawa segenap luka yang kau tinggal... dan langit telah berubah menjadi gelap berkelabu... rasanya aku ingin terbang dengan bebas mencari cinta yang lain tapi akankah ku sanggup melakukan itu setelah Sayap-sayap ku tlah patah karena mu... bayangan mu selalu menghantui ku, akankah ku sanggup melupakan semua kenangan denganmu pada akhirnya aku menyerah dengan semua keadaan ini.... aku menyerah bukan berarti kalah, terkadang seperti berdiri diatas tebing di penghujung senja yang indah aku menyambut kegelapan... dan jauh disana aku telah m

Dia Yang Pernah Singgah Dihatiku,

    Dia Yang Pernah Singgah Dihatiku  (safa Riyah) Dalam senja ku melangkah mengikuti arah hatiku yang takkan pernah ada tujuan, Jalan Pikiranku buntu, arah hatiku tak tau kemana akan berlabuh. Terkadang jika mengingat dirinya ada perasaan rindu yang sangat dalam, Kenapa perasaan ini hadir secara tiba- tiba, Kenapa setelah aku kehilangan dia aku baru merasakan hal ini, Tepat dimalam ini dimana hati dan perasaanku hancur, Setelah mengetahui dia akan pergi meninggalkanku, Pernah aku berfikir bahwa mencintai sosok  si dia adolah hal yang paling konyol, Dan tanpa sadar pikiranku sudah terlalu jauh sama dia. Aku berharap  dia tidak seperti pelangi,   Yang singgah sebentar setelah itu pergi dan tak tau entah kapan dia akan kembali,  tapi pada kenyataannya dia tidaklah seperti yang kuharapkan.